Panitia Piala Aspek 2022 Qatar telah membantah tuduhan baru dari jaksa AS tentang korupsi dan penyuapan untuk memihak hak menjadi tuan rumah acara tersebut.
Suatu dakwaan baru Kompartemen Kehakiman AS dirilis pada hari Senin yang mengujarkan suap dibayarkan bakal wisma sepak bola untuk menangkap suara mereka. Surat dakwaan, yang diterbitkan oleh pengadilan federal di Brooklyn, menuduh penangan hak alat dan satu buah industri dari Uruguay menyediakan penipuan kawat dan pencucian uang di jarak tuduhan lainnya.
Tewas jaksa, perwakilan yang bekerja untuk Rusia dan Qatar menyuap pejabat komite eksekutif FIFA untuk mempertaruhkan suara dalam keputusan tuan rumah penting dari badan sepak bola dunia itu.
“Komite Mulia Qatar untuk Pengiriman dan Berlaba Pamong Piala Dunia Deposit Pulsa Tanpa Potongan 2022 dengan keras menyangkal tuduhan yang termuat dalam dokumen pengadilan yang dipublikasikan di AS pada 6 April 2020,” menurutnya dalam sebuah ibarat yang dikirim ke Al Jazeera pada hari Selasa.
“Mereka ialah belahan dari ihwal Kolot yang subjeknya bukan metode tawaran Piala Dunia 2018/2022. Terurai dari klaim palsu semasih bertahun-tahun, bukti tidak selesei dihasilkan untuk menampakkan bahwa Qatar memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Aspek FIFA 2022 sebagai tidak etis atau dengan cara yang melanggar aturan tawaran ketat FIFA.
“SC melantaskan bahwa mereka dengan cara ketat menyusul semua cara dan tata untuk metode tawaran Piala Aspek FIFA 2018/2022 dan klaim apa pun yang berselisih tidak berdasar dan akan ditentang dengan keras.”
Dalam sebuah Bidal FIFA, badan pengatur sepak bola Bidang mengeja pihaknya mensupport semua investigasi guna Dugaan sepak terjang Kejahatan dan mencatat telah diberikan status korban dalam kiat pidana AS.
“Komite Etik FIFA telah menyampaikan sanksi, tercatat larangan segolongan hidup, pada pesanggrahan sepak bola yang disebutkan dalam proses ini,” kata juru bicara FIFA.
“Sejauh menyangkut FIFA, jika ada tindakan kriminil yang dilakukan oleh ofisial sepak bola, individu yang berkait harus dikenai sanksi pidana.”
Dakwaan terkandung menguak bahwa tiga zarah Amerika Selatan dari eksekutif FIFA 2010 – Ricardo Teixeira dari Brasil, mendiang Nicolas Leoz dari Paraguay dan seorang rekan konspirator yang tidak disebutkan namanya – membolehkan suap untuk mengacu Qatar misalnya tuan rumah perlombaan 2022.